Wisatawan menuju pesawat Garuda Indonesia di Bandara Ngurah Rai, Bali, Kamis (11/4/2012). Garuda Indonesia akan terus meningkatkan layanan untuk mendukung program pemerintah Indonesia untuk mendatangkan satu jiwa wisatawan China ke Indonesia pada 2014.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mendesak pembangunan bandar udara di Bali bagian utara untuk mengatasi pertumbuhan penerbangan menuju Pulau Dewata itu yang mencapai 20 persen per tahun.
"Kami menyiapkan kawasan Bali utara untuk bandara yang sangat mendesak untuk dibangun karena penumpang di Bandara Internasional Ngurah Rai, Kuta, sekarang saja sudah 12 juta orang per tahun. Pada 2017 bisa mencapai 20 juta orang," kata Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Herry Bakti di Denpasar, Selasa (1/5/2012).
Dalam diskusi pariwisata bertajuk "Akses Udara Ke Bali, Peluang dan Tantangan" itu Herry mengemukakan bahwa jika pertumbuhan ekonomi Bali bisa dipertahankan 6,5 persen seperti sekarang atau bahkan ditingkatkan, maka pertumbuhan penerbangan akan meningkat menjadi 15 sampai 20 persen.
Apalagi Bali ditetapkan sebagai salah satu dari lima bandara di Indonesia untuk menghadapi liberalisasi penerbangan di kawasan Asia Tenggara (ASEAN Open Sky) pada 2015. Lima bandara yang ditetapkan dalam program ASEAN Open Sky adalah Soekarno-Hatta (Jakarta), Ngurah Rai (Denpasar), Juanda (Surabaya), Hasanuddin (Makassar), dan Kualanamu (Medan).
"Dengan ditetapkan sebagai open sky, otomatis menjadikan penerbangan dari luar negeri ke Bali juga semakin banyak," ucapnya dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali itu.
Herry menambahkan, di Ngurah Rai, hanya ada satu landasan pacu dan itu tidak bisa ditambah lagi. Sedangkan untuk rencana pembangunan bandara di Bali utara, tepatnya di Kabupaten Buleleng, kapasitas maupun landasan pacu masih terbuka untuk dikembangkan.
"Idealnya lebih cepat dibangun akan lebih baik karena hasil studinya sudah ada, kini tinggal komitmen. Dari hasil studi, dipilih kawasan Buleleng bagian timur sebagai tempat pembangunan bandara yang baru, tetapi untuk keputusannya masih menunggu hasil studi berikutnya," ujarnya.
Sebelumnya, kata Herry, telah ada investor dari India yang berminat untuk berpartisipasi dalam pembangunan bandara tersebut. "Kapasitas bandaranya, bisa sama dengan Bandara Ngurah Rai, bisa juga lebih tergantung kapasitas pasarnya nanti," tambah Herry.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar